Ihsan Kurnia Menjaga Marwah MKGR Kota Medan

 

Medan, 

Siang itu, selepas azan Jumat berkumandang di Mesjid Agung Medan, suasana di pelataran masjid dipenuhi jamaah yang baru menyelesaikan ibadah. Di tengah keramaian, M. Ihsan Kurnia tampak melangkah tenang. Dengan senyum ramah dan gaya bicara perlahan, ia menyapa beberapa jamaah yang mengenalnya. Namun di balik ketenangannya, Ihsan menyimpan kegelisahan mengenai dinamika internal organisasi yang telah ia pimpin hampir satu dekade: MKGR Kota Medan.

Ihsan adalah Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Ormas MKGR Kota Medan periode 2017–2022. Meski masa jabatan itu secara administratif telah berakhir, ia meyakini bahwa kepemimpinannya belum benar-benar selesai—setidaknya hingga mekanisme organisasi dijalankan sebagaimana mestinya. Keyakinan itulah yang kini membawa Ihsan pada situasi dilematis, antara menjaga marwah organisasi dan menghadapi persoalan struktural yang menurutnya kurang mengikuti aturan AD/ART.

Musyawarah yang Tak Pernah Datang

Duduk tenang di salah satu sudut masjid, Ihsan bercerita bahwa hingga hari ini DPD Ormas MKGR Sumatera Utara belum pernah menggelar musyawarah mufakat untuk menentukan kepengurusan baru MKGR Kota Medan. Tidak ada undangan formal, tidak ada konsolidasi, dan tidak ada rembug kepengurusan—sesuatu yang ia anggap janggal karena musyawarah adalah nafas organisasi yang berlandaskan nilai kekeluargaan dan gotong royong.

“Dalam AD/ART MKGR jelas, setiap periodesasi harus dimusyawarahkan. Tidak bisa serta-merta menonaktifkan pengurus lama tanpa proses,” ujarnya pelan, namun tegas.

Ihsan menilai bahwa vakumnya komunikasi antara DPD dan DPC se-Kabupaten/Kota di Sumatera Utara telah membuat kesalahpahaman yang tidak perlu. Baginya, MKGR Kota Medan tidak pernah vakum, hanya tidak diberi ruang oleh struktur di atasnya untuk terlibat dalam pembahasan internal.

Kemunculan Nama Baru yang Mengundang Tanya

Ketenangan Ihsan terusik ketika mendengar kabar bahwa seseorang bernama Zulkifli mengaku sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua MKGR Kota Medan. Baginya, pengangkatan sepihak seperti itu tidak hanya melanggar aturan, tetapi juga mencederai prinsip musyawarah mufakat yang menjadi ciri khas MKGR sejak lama.

“Entah dari mana datangnya. Tiba-tiba muncul dan mengaku sebagai Plt Ketua. Lalu menyebut saya bukan lagi Ketua MKGR Kota Medan. Klaim itu keliru,” tutur Ihsan, menggeleng pelan.

Ia menambahkan bahwa selama ini tidak pernah ada Muscab, tidak pernah ada rapat formal, dan tidak pernah ada panggilan klarifikasi tentang posisi kepengurusannya. Semua berjalan seolah kepengurusan yang sah menguap begitu saja tanpa berita.

Menjaga Panca Moral MKGR di Tengah Keretakan

Bagi Ihsan, MKGR bukan sekadar organisasi. Ia adalah wadah kekeluargaan, tempat nilai moral—Panca Moral MKGR—dirawat dan diwariskan. Karena itu, ketika muncul gesekan dan perbedaan pendapat, ia berharap DPD dapat mengambil peran sebagai penengah yang merangkul, bukan melepas.

“Sesuai AD/ART, kalau terjadi perpecahan, ya harus kembali satu. Duduk bersama. Membicarakan dengan kepala dingin. Bukan mengambil keputusan sepihak,” katanya.

Ihsan mengaku tidak ingin konflik ini berlarut. Ia ingin Sumut tetap solid, khususnya kabupaten/kota di bawahnya. Sebab tanpa konsolidasi, organisasi sebesar MKGR bisa kehilangan wajah harmonisnya.

Harapan untuk Rekonsiliasi

Sebelum meninggalkan masjid, Ihsan menatap halaman luas tempat anak-anak berlarian setelah salat Jumat. “Organisasi itu seperti keluarga,” ucapnya, lebih seperti renungan daripada pernyataan. “Kadang ada beda pendapat, tapi harus dicari jalan tengahnya. Itu inti dari musyawarah mufakat.”

Ia menegaskan bahwa dirinya tidak mempersoalkan pergantian kepengurusan. Baginya, regenerasi adalah hal biasa. Yang ia persoalkan hanyalah proses yang harus berjalan sesuai aturan: dengan musyawarah, dengan surat resmi, dan dengan penghargaan terhadap pengurus sebelumnya.

Di tengah dinamika organisasi yang terus bergerak, Ihsan masih berdiri dengan keyakinan bahwa suara musyawarah akan selalu menemukan jalan. Dan selama pintu komunikasi belum tertutup sepenuhnya, ia yakin bahwa MKGR dapat kembali pada semangat kebersamaan yang selama ini menjadi ciri khasnya. (tim)

 

Komentar